Sejarah

Sejarah Kolegium Dermatologi Venereologi dan Estetika

Perjalanan panjang pengembangan pendidikan spesialis kulit dan kelamin di Indonesia

1960-1972

Sampai sekitar tahun 1960-an program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Kulit dan Kelamin dilaksanakan dengan cara magang, rata-rata selama 3 tahun dan kelulusan ditentukan berdasarkan hasil penilaian Guru Besar. Pada masa itu, ijazah ditandatangani oleh Kepala Bagian dan di Indonesia hanya ada 3 pusat studi, yakni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, FK Universitas Airlangga (UNAIR) di Surabaya, dan FK Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan.

Bertepatan dengan Kongres Nasional Perhimpunan Ahli Dermato-Venereologi Indonesia (PADVI) yang sekarang dikenal sebagai Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) pada tahun 1972, ditetapkan institusi penyelenggara PPDS Kulit dan Kelamin harus menyediakan minimal 3 orang staf pengajar. Antara 1972-1975, adalah masa transisi karena berpindahnya PPDS di bawah naungan profesi, sehingga ijazah yang semula ditandatangani oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Panitia Pendaftaran Dokter Ahli (PPDA) di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), selanjutnya ditandatangani oleh ketua PADVI dan disahkan oleh Majelis Dokter Spesialis IDI.

1977-1996

Mulai tahun 1977, PPDS berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) sehingga mulai saat itu ijazah spesialis ditandatangani oleh Dekan. Pendidikan dilaksanakan mengikuti Katalog Program Studi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin tahun 1978.

Berturut-turut kemudian lahir pusat studi PPDS Kulit dan Kelamin baru, yakni FK Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Bandung, FK Universitas Diponegoro (UNDIP) di Semarang, FK Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, FK Universitas Hasanuddin (UNHAS) di Makassar, FK Universitas Andalas (UNAND) di Padang, FK Universitas Sriwijaya (UNSRI) di Palembang, FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) di Manado, FK Universitas Udayana (UNUD) di Denpasar, FK Universitas Brawijaya (UB) di Malang dan FK Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo.

Pada periode kepengurusan PERDOSKI 1992-1995, beberapa tokoh pendidikan dan pengurus PERDOSKI, antara lain: Dr. Supadmo (alm.), Prof. Unandar Budimulja (alm.), Dr. Kosasih (alm.), Dr. Sjarif Wasitaatmadja, Prof. Sjaiful Fahmi Daili memikirkan perlunya penyeragaman agar mutu kompetensi lulusan PPDS tetap terjaga di semua Pusat Studi melalui penyelenggaraan Ujian Nasional. Untuk kepentingan tersebut maka diperlukan satu wadah yang dikenal sebagai Kolegium Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dan dibentuk pada tahun 1996.

1996-2005

Pengurus pada periode 1996-1999, ini telah melakukan visitasi ke semua pusat studi PPDS dan mulai melaksanakan dua kali ujian tulis nasional di tiap pusat studi pada masa akhir kepengurusan.

Pada periode 1999-2002 telah dilaksanakan ujian tulis nasional, dan ujian kasus oleh penguji nasional di masing-masing pusat studi.

Pada akhir periode 2002-2005, sejalan dengan paradigma baru tentang sehat, istilah "ilmu penyakit kulit dan kelamin" disepakati untuk diubah menjadi "Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin."

2005-2014

Pada akhir kepengurusan 2005-2008 mulai dilaksanakan Ujian Tulis dan OSCE Nasional yang diselenggarakan bersama-sama di satu tempat. Mengikuti terbentuknya Konsil Kedokteran Indonesia sesuai UU Praktik Kedokteran 2004, telah disusun Standar Pendidikan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Standar Kompetensi, dan Kurikulum Nasional.

Pada periode 2008-2011, sebagai realisasi Standar Pendidikan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin telah dilaksanakan akreditasi internal program studi IKKK di 11 pusat studi lama, dan 2 calon pusat studi baru. Di akhir kepengurusan, satu pusat studi baru disahkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, yakni FK Universitas Brawijaya. Sebagai konsekuensi UU Praktik Kedokteran 2004, mulai dilaksanakan sertifikasi ulang kompetensi dokter spesialis, bekerja sama dengan PERDOSKI. Selain itu dilaksanakan kerjasama antara Tim Pelatih Basic Skin Surgery (BSS) Kolegium Bedah bersama Kelompok Studi Bedah Kulit dan Kelompok Studi Tumor Kulit PERDOSKI dalam upaya Pelatihan Dasar Bedah Kulit di lingkungan Kolegium IKKK.

Pada periode 2011-2014 telah disahkan satu pusat studi baru yakni FK Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pada tahun 2014 terjadi perubahan nomenklatur menjadi Kolegium Dermatologi dan Venereologi mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 154 tahun 2014 mengenai Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi yang mulai disahkan tanggal 17 Oktober 2014.

2017-2021

Pada tahun 2017 nomenklatur Kolegium Dermatologi dan Venereologi dilengkapi menjadi Kolegium Dermatologi dan Venereologi Indonesia (KDVI), dan dilakukan pengembangan serta penambahan susunan pengurus. Kepengurusan KDVI periode 2017–2020 yang seharusnya berakhir pada Juli 2020, diperpanjang karena terjadi pandemi COVID-19. Sesuai dengan ketetapan Pengurus Pusat PERDOSKI, Kongres Nasional (KONAS) PERDOSKI ke XVI baru dapat dilaksanakan secara daring pada Desember 2021, sehingga periode kepengurusan KDVI menjadi 2017–2021.

2021-2024

Pada kepengurusan KDVEI periode 2021-2024, Kolegium Dermatologi Venereologi dan Estetika Indonesia mendapatkan akreditasi A sebagai Lembaga Peningkatan Kompetensi oleh Kementerian Kesehatan RI.

Pada periode ini juga terdapat pendirian program studi pendidikan dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika FK Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh dengan IPDS Pengampu adalah IPDS DVE FK Universitas Padjadjaran.